Botani


 Sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil dari makhluk hidup. Dari kupu-kupu hingga kanguru, dari pohon kelapa hingga cemara semua tersusun atas sel. Makhluk hidup ada yang tersusun dari satu sel saja, disebut organisme uniseluler, dan ada makhluk hidup yang tersusun lebih dari satu sel, disebut organisme multiseluler.Sel meskipun memiliki ukuran sangat kecil, sel tergolong luar biasa. Kenapa? Sel bagai sebuah pabrik yang senantiasa bekerja agar kehidupan terus berlangsung. Ada bagian sel yang berfungsi menghasilkan energi, ada yang bertanggung jawab terhadap perbanyakan sel, dan ada bagian yang menyeleksi lalu lintas zat masuk dan keluar sel (Ir.A.G.kartosopoetra : 2004 : hal 13).
Dengan mempelajari komponen sel, kita akan dapat memahami fungsi sel bagi kehidupan. Sel pertama kali ditemukan oleh Robert Hooke (yang hidup pada 1635-1703). Hooke (pada tahun 1665) mengamati sel gabus dengan menggunakan mikroskop sederhana. Ternyata sel gabus tersebut tampak seperti ruangan-ruangan kecil. Maka, dipilihlah kata dari bahasa Latin yaitu cellula yang berarti kamar kecil untuk menamai objek yang ditemukannya itu.
2.1.  Teori – Teori Tentang Sel
Sel adalah unit terkecil dalam organisme hidup, baik dalam dunia tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Sel terdiri atas protoplasma, yaitu, isi sel yang terbungkus oleh suatu membran atau selaput sel. Evolusi sains seringkali berada sejajar dengan penemuan peralatan yang memperluas indera manusia untuk bisa memasuki batas-batas baru. Penemuan dan kajian awal tentang sel memperoleh kemajuan sejalandengan penemuan dan penyempurnaan mikroskop pada abad ke tujuh belas. Sehingga mikroskop sejak awal tidak dapat dipisahkan dengan sejarah penemuan sel, yang dijelaskan sebagai berikut:
1.      Antoni van Leewenhoek (1665)
Antoni van Leewenhoek adalah orang yang pertama kali yang melihat sel tunggal dan mengamati darah, cairan mani, feses, dan email gigi.Membuat dan menggunakan mikroskop, menyebut sel sebagai satuan kehidupan.
2.      Robert Hooke 
Ia mencoba melihat struktur sel pada sayatan gabus di bawah mikroskop. Dari hasil pengamatannya diketahui terlihat rongga-rongga yang dibatasi oleh dinding tebal. Jika dilihat secara keseluruhan, strukturnya mirip sarang lebah. Satuan terkecil dari rongga tersebut dinamakan sel (cellula).
3.      Mathias Jakob Schleiden ahli botani & Theodore Schwann ahli zoologi (1838 & 1839)
Teori sel: semua makhluk hidup terdiri dari sel-sel, sel merupakan unit struktural dan fungsional terkecil dari semua makhluk hidup.
Mereka mengamati sel-sel jaringan hewan dan tumbuhan. Schleiden mengadakan penelitian terhadap tumbuhan. Setelah mengamati tubuh tumbuhan, ia menemukan bahwa banyak sel yang tubuh tumbuhan. Akhirnya ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tumbuhan adalah sel. Schwann melakukan penelitian terhadap hewan. Ternyata dalam pengamatannya tersebut ia melihat bahwa tubuh hewan juga tersusun dari banyak sel. Selanjutnya ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tubuh hewan adalah sel.  Dari dua penelitian tersebut keduanya menyimpulkan bahwa sel merupakan unit terkecil penyusun makhluk hidup.
Schwann pernah mengamati nukleus sel hewan sebagaimana Schleiden mengamatinya pada tumbuhan, menyatakan bahwa semua bagian tubuh hewan juga tersusun atas sel. Menurutnya, prinsip universal pembentukan berbagai bagian tubuh semua organisme adalah pembentukan sel.
Mathias Jacob juga menyatakan pentingnya nukleus (yang ditemukan Robert Brown pada tahun 1831) dalam fungsi dan pembentukan sel, namun ia salah mengira bahwa sel terbentuk dari nukleus.
4.      Johannes Evangelista Purkinje (1839)
Johanes Evangelista P mengenalkan istilah protoplasma (zat yg pertama kali dibentuk, tersusun dari nukleus dan sitoplasma bersifat cair.
5.      Rudolf Virchow (1858)
Menurut Rudolf Virchow, dari pengamatannya terhadap sel darah merah dan embrio, yaitu bahwa sel berasal dari sel lain melalui pembelahan sel.
Pada tahun 1855,Rudolf Virchow menerbitkan makalahnya yang memuat motonya yang terkenal, omnis cellula e cellula (semua sel berasal dari sel).
6.      Robert brown
 
Pada tahun 1831, Brown mengamati struktur sel pada jaringan tanaman anggrek dan melihat benda kecil yang terapung-apung dalam sel yang kemudian diberi nama inti sel atau nukleus. Berdasarkan analisanya diketahui bahwa inti sel selalu terdapat dalam sel hidup dan kehadiran inti sel itu sangat penting, yaitu untuk mengatur segala proses yang terjadi di dalam sel.
7.      Max Schultze 
Ia menegaskan bahwa protoplasma merupakan dasar-dasar fisik kehidupan. Protoplasma merupakan tempat terjadinya proses hidup.
8.      Hanstein (1880) 
Hanstein menyatakan bahwa sel tidak hanya berarti cytos (tempat yang berongga), tetapi juga berarti cella (kantong yang berisi).
9.      Felix Durjadin (Prancis, 1835)
 
Beliau meneliti beberapa jenis sel hidup dan menemukan isi dalam, rongga sel tersebut yang penyusunnya disebut “Sarcode”
10.  Nehemiah Grew 
Ia berhasil mengamati banyak struktur hijau kecil di dalam sel-sel daun tumbuhan, yaitu kloroplas.
Ia menjabarkan unit penyusun tumbuhan yang ia sebut utricle ('kantong kecil'). Menurut pengamatannya, setiap rongga tersebut berisi cairan dan dikelilingi oleh dinding yang kokoh.
 Dari pendapat beberapa ahli biologi tersebut akhirnya melahirkan beberapa teori sel antara lain:
a. sel merupakan unit struktural makhluk hidup;
b. sel merupakan unit fungsional makhluk hidup;
c. sel merupakan unit reproduksi makhluk hidup;
d. sel merupakan unit hereditas.
Beberapa teori sel itu menunjukkan betapa pentingnya peranan sel karena hampir semua proses kehidupan dan kegiatan makhluk hidup dipengaruhi oleh sel.
 2.2.  Sel Hewan
Sel hewan tak pernah berdinding, demikian pula sel protista. Dinding sel prokariot dan cendawan berbeda sekali dari dinding sel tumbuhan. Vakuola dapat ditemui pada anggota kelima dunia, namun vakuola besar di pusat sel ada pada hampir semua sel tumbuhan, cendawan, dan beberapa protista. Kloroplas hanya terdapat pada tumbuhan dan beberapa protista (bergantung pada golongannya).
Struktur organel sel hewan dan fungsinya adalah sebagai berikut:
     a)      Membran Plasma
Tersusun atas lemak (lipid) dan protein (lipoprotein). Fungsinya yaitu: melindungi sel, mengatur keluar masuknya zat dan sebagai penerima rangsang dari luar.
     b)     Cilia
Cilia (tunggalnya cilium) dan flagela (tunggalnya flagelum) adalah alat atau mesin pergerakan sel, yang muncul dari suatu sel tertentu. Cilia dalam satu sel jumlahnya biasanya banyak, ukurannya pendek, sedangkan flagela biasanya tunggal atau sedikit jumlahnya dan ukurannya bisa panjang.Baik cilia atau flagela tersusun atas bagian tengah atau pusat mikrotubul dobel dikelilingi oleh 9 mikrotubul dobel. Oleh karena itu susunan cilia atau flagela sering disebut struktur atau pola 9+2 disebut struktur azoneme. Mikrotubul pada cilia dan flagela bertindak sebagai pendukung sekaligus alat pergerakan ketika organel cilia dan flagela bergetar. Pergerakan organel itu disebabkan karena mikrotubul penyusunnya berlekuk.
     c)      Retikulum endoplasma
Yaitu struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel.
Dikenal dua jenis RE yaitu :
·         RE kasar atau bergranula karena terdapat unit-unit ribosom pada permukaan external membrannya yang berfungsi sebagai transfer dan sintesis protein. Selain itu, RE kasar terdapat ribosom, berfungsi untuk transpor & sintesis protein.
·         RE halus atau tak bergranula
RE halus tidak mempunyai ribosom pada permukaannya. RE licin banyak terdapat dalam sel-sel hepar dan kelenjar adrenal. RE halus tidak terdapat ribosom, berfungsi untuk transpor & sintesis lemak & steroid.
Fungsi R.E. adalah: sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri. Struktur R.E. hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
     d)     Mitokondria
Struktur berbentuk seperti cerutu ini mempunyai dua lapis membran. Lapisan dalamnya berlekuk-lekuk dan dinamakan Krista Fungsi mitokondria adalah sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak ATP (energi). karena itu mitokondria diberi julukan "The Power House".
Mitokondria (bentuk tunggalnya adalah mitokondrion) adalah organel yang mengubah energi kimia menjadi energi yang lain.
     e)      Mikrofilamen
Mikrofilamen Seperti Mikrotubulus, tetapi lebih lembut. Terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada otot). Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel.k. Peroksisom (Badan Mikro)Ukurannya sama seperti Lisosom. Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).
      f)       Lisosom
Lisosom Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler. Salah satu enzimnya itu bernama Lisozym.
      g)      Peroksisom
Ukurannya sama seperti Lisosom. Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).
      h)     Ribosom
Ribosom (Ergastoplasma) Struktur ini berbentuk bulat terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada yang melekat sepanjang R.E. dan ada pula yang soliter. Ribosom merupakan organel sel terkecil yang tersuspensi di dalam sel.
Fungsi dari ribosom adalah : tempat sintesis protein. Struktur ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
      i)        Sentriol/sentrosom
Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis maupun Meiosis). Sentrosom bertindak sebagai benda kutub dalam mitosis dan meiosis. Struktur ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.
      j)       Mikrotubulus
Mikrotubulus Berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai “rangka sel”.
Contoh organel ini antara lain benang-benang gelembung pembelahan Selain itu mikrotubulus berguna dalam pembentakan Sentriol, Flagela dan Silia.
      k)     Apparatus golgi
Badan Golgi (Apparatus Golgi = Diktiosom)O rganel ini dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel ini banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal.
      l)        Nukleus
Inti Sel (Nukleus)Inti sel terdiri dari bagian-bagian yaitu : Selaput inti (Karioteka), Nukleoplasma (Kariolimfa), Kromatin/Kromosom, Nukleolus (anak inti). Berdasarkan ada tidaknya selaput inti, kita mengenal dua penggolongan sel yaitu : yang pertama Sel Prokariotik (sel yang tidak memiliki selaput inti), misalnya dijumpai pada bakteri, ganggang biru. Yang kedua Sel Eukariotik (sel yang memiliki selaput inti).
Fungsi dari inti sel adalah : mengatur semua aktivitas (kegiatan) sel, karena di dalam inti sel terdapat kromosom yang berisi ADN yang mengatur sintesis protein.
     m)   Vakuola
Vakuola organel mempunyai bentuk, ukuran, dan fungsi berbeda-beda. Fungsi vakuola berhubungan dengan fungsi lisosom. Pada sel tanaman vakuola pusat berfungsi sebagai tempat penyimpanan, berperanan dalam pertumbuhan sel dan berfungsi sebagai lisosom besar. Pada protista vakuola kontraktil berfungsi sebagai pengatur air.
Jenis jenis vakuola dan fungsinya :
·         Vakuola kontraktil – menjaga tekanan osmotik cairan sitoplasma dengan cara mengisi atau mengeluarkan air dari vakuola. Vakuola jenis ini juga mengatur pH.
·         Vakuola makanan atau Vakuola Endositosis – menelan makanan (biasanya pada sel phaga/pemakan) dan mencernanya dengan enzim. Terbentuk melalui pelengkungan membran sel ke arah dalam.
·         Vakuola sekresi atau Vakuola Eksositosis – membuang substrat. Kebalikan dari vakuola makanan. Pergerakan dan penempelan vakuola ini ke membran sel akan membuat membran sel terbuka sehingga terbentuk lengkungan pembuang. Vakuola ini biasa terbentuk dari vesikel golgi atau vakuola penyimpan zat buangan.
·         Vakuola bunuh diri atau Vakuola Litik – vakuola yang diisi enzim penghancur seperti misalnya lisosom agar sel yang tua atau rusak dapat dihancurkan secara otomatis.
·         Vakuola penyimpan – vakuola yang fungsinya menyimpan suatu substrat, baik yang merupakan zat berbahaya maupun cadangan makanan
2.3. SEL TUMBUHAN
Sel merupakan penyusun tubuh makhluk hidup sebagaimana telah dibuktikan melalui pengamatan mikroskopis oleh Mathias Schleiden (seorang ahli anatomi tumbuhan) dan Theodor Schwann (seorang ahli anatomi hewan) yang kemudian merumuskan bahwa : “sel merupakan kesatuan struktural kehidupan“.
Sel-sel tumbuhan dewasa berbeda satu dengan yang lain dalam ukuran, bentuk, struktur dan fungsinya. Walaupun demikian semua sel tumbuhan memiliki persamaan dalam beberapa segi sehingga dapat dibanyangkan suatu hipotesis sebuah sel yang segi-segi dasarnya ada dalam bentuk yang secara nisbi tidak termodifikasi. Sel hipotesis ini seperti disajikan pada gambar 1, terdiri atas tiga bagian : (1) Membran sel yang dibagian luarnya di selubungi oleh dinding sel, (2) selapis protoplasma yang melapisi dinding itu dan disebut protoplas, dan (3) rongga yang disebut vakuola sentral yang menempati bagian terbesar ruang di dalam sel.
Struktur anatomi sel tumbuhan yaitu:
a.      Dinding sel
Sel tumbuhan terdiri atas protoplas yang terselubungi oleh dinding sel. Dinding sel tumbuhan memiliki struktur yang kompleks dengan memiliki tiga bagian fundamental yang dapat dibedakan yaitu lamela tengah, dinding sel primer dan dinding sel sekunder. Semua sel memiliki lamela tengah dan dinding sel primer, sedangkan dinding sel sekunder hanya pada sel-sel tipe tertentu.
Lamela tengah adalan suatu lapisan perekat antar sel yang menyekat dinding primer dua buah sel yang bersebelahan. Lapisan ini sebagian besar terdiri atas air dan zat-zat pectin yang bersifat koloid dan bersifat plastik (dapat mudah dibentuk) sehingga memungkinkan gerakaan antar sel dan penyesuaiannya yang diperlukan sebelum sel-sel dapat mencapai ukuran dan bentuk dewasa.
Dinding sel primer adalah dinding sel sejati pertama yang dibentuk oleh sebuah sel baru. Walaupun air, zat-zat pektin dan protein banyak dijumpai di dalamnya, dinding sel primer terutama terdiri atas selulosa dan hemiselulosa. Pada kondisi tertentu dinding sel dapat menebal sehingga memenuhi ruang dalam sel. Zat-zat pembentuk dinding sel tambahan ini disebut dinding sel sekunder yang terdiri atas dua atau lebih lapisan yang terpidah-pisah. Sel yang memiliki dinding sel sekunder volumenya tidak dapat bertambah dengan pertumbuhan permukaan atau kembali ke kondisi awal/dinding sel primer. Penyusun dinding sel sekunder sebagian besar selulosa dan zat-zat lain khususnya lignin (zat kayu).
Lignifikasi tidak terlalu mengganggu permeabilitas dinding sel terhadap air dan bahan-bahan terlarut, akan tetapi mengubah sifat fisik dan kimiawi dinding sel. Dinding sel yang terlignifikasi menjadi lebih keras dan lebih tahan terhadap tekanan dari pada dinding sel yang berselulosa.
b.      Plasmodesmata
Plasmodesamata adalah benang-benang protoplasmik halus yang terletak pada tempat-tempat tertentu pada dinding sel primer (yaitu pada noktah yang berupa bagian dinding sel yang tidak mengalami penebalan). Plasmodesamata dapat menembus pori-pori kecil pada dinding sel primer dan lamella tengah diantara sel-sel yang bedekatan sehingga protoplasma kedua sel dapat berhubungan. Plasmodesmata memudahkan proses transportasi bahan-bahan dari sebuah sel ke sel berikutnya tanpa harus melalui selaput-selaput hidup. Adanya plasmodesmata menunjukkan bahwa tumbuhan berperilaku lebih sebagai suatu organisme tunggal dari pada sebagai sekumpulan unit sel bebas.
c.       Membran sel
Membran sel atau membran plasma merupakan bagian sel yang paling luar yang membatasi isi sel dan sekitarnya. Membran ini tersusun dari dua lapisan yang terdiri dari fosfolipid (50%) dan protein/lipoprotein (50%). Membran plasma bersifat semipermeabel atau selektif permeabel yang berfungsi mengatur gerakan materi atau transportasi zat-zat terlarut masuk dan keluar dari sel.
d.      Nukleus
Nukleus adalah inti sel yang memiliki membran inti dengan susunan molekul sama dengan membran sel yaitu berupa lipoprotein. Pori-pori pada membran inti memungkinkan hubungan antara nukleoplasma dan sitoplasma. Fungsi utama nukleus adalah sebagai pusat yang mengontrol kegiatan sel dan mengandung bahan-bahan yang menentukan sifat-sifat turun-temurun suatu organisma. Didalam inti sel tersusun atas tiga komponen yaitu :
·         Nukleoulus (anak inti) yang berfungsi untuk menyintesis berbagai macam molekul RNA (asam ribonukleat) yang digunakan dalam perakitan ribosom.
·         Nukleoplasma (cairan inti) merupakan cairan yang tersusun dari protein
·         Butiran kromatin yang terdapat pada nukleoplasma, yang dapat menebal menjadi struktur seperti benang yaitu kromosom yang mengandung DNA (asam deoksiribonukleat) yang berfungsi menyampaikan informasi genetik melalui sintesa protein.
e.       Sitoplasma
Sitoplasma merupakan cairan yang terdapat di dalam sel, kecuali di dalam inti sel dan organel sel. Sitoplasma bersifat koloid yaitu tidak padat dan tidak cair. Sitoplasma terdiri atas air yang di dalamnya terlarut banyak molekul kecil, ion dan protein. Bahan-bahan lain yang lazim terdapaat dalama sitoplasma adalah butir minyak dan berbagai macam kristal yang dalam banyak hal tersusun dari kalsium oksalat. Ukuran partikel terlarut adalah 0,001 – 0,1 mikron dan bersifat transparan.
Sitoplasma terikat pada permukaan luarnya oleh sebuah selaput yang disebut plasmolema (selaput plasma) dan pada permukaan dalamnya, yang berbatasan dengan vaakuola sentral, oleh selaput lain yang disebut tonoplas (selaput vakuola). Plasmolema dan tonoplas sangat penting dalam fisiologi sel-sel karena sebagian besar mengontrol pertukaran bahan antara sitoplasma dan ruang diluar sitoplasma dan di dalam vakuola
Koloid sitoplasma dapat mengalami perubahan dari fase sol ke fase gel atau sebaliknya. Fase sol jika konsentrasi air tinggi dan gel jika konsentrasi air rendah. Di dalam sitoplasma terkandung organel-organel sel atau daerah pada sitoplasma hidup yang teralokasi khusus untuk fungsi tertentu. Organel-organel tersebut adalah :
f.       Retikulum endoplasma
Retikulum endoplasma merupakan perluasan membran yang saling berhubungan yang membentuk saluran pipih atau lubang seperti tabung di dalam sitoplasma. Dalam pengamatan mikroskop, retikulum endoplasma nampak seperti saluran berkelok-kelok dan jala yang berongga-rongga. Saluran-saluran tersebut berfungsi membantu gerakan subsatansi-subsatansi dari satu bagainsel ke bagian sel lainnya. Dalam sel terdapat dua tipe retikulum endoplasma (RE) yaitu retikulum endoplasma kasar (REK) dan retikulum endoplasma halus (REH).
REK dikatakan kasar karena permukaannya diselubungi oleh ribosom sehingga tampak seperti helaian panjang kertas pasir. Ribosom adalah tempat sintesa protein yang hasilnya akan melekat pada retikulum endoplasma dan biasanya ditujukan untuk luar sel. REH tidak ditempeli ribosom sehingga permukaannya nampak halus. REH memiliki enzim-enzim pada permukaannya yang berfungsi untuk sintesis lipid, glikogen dan persenyawaan steroid seperti kolesterol, gliserida dan hormon.
g.      Badan golgi.
Badan golgi adalah sekelompok kantong (vesikula) pipih yang dikelilingi membran. Organel ini terdapat hampir di semua sel eukariotik. Badan golgi pada sel tumbuhan biasa disebut diktiosom. Badan golgi dibangun oleh membran yang berbentuk sisterna, tubulus dan vesikula. Sisterna mebentuk pembuluh halus (tubulus). Dari tubulus diepaskan kantong-kantong kecil yang berisi bahan-bahanyang diperlukan seperti enzim-enzim atau pembentuk dinding sel. Fungsi badan golgi dalam sel yaitu :
·         Membentuk kantong-kantong (vesikula) yang bersisi enzim-enzim dan bahan lain untuk sekresi, terutama pada sel-sel kelenjar.
·         Membentuk membran plasma
·         Membentuk dinding sel
·         Membentuk akrosom pada sel spermatozoa yang berisis enzim untuk memecah dinding sel telur dan pembentukan lisosom.
h.      Ribosom
Ribosom adalah organel kecil bergaris tengah 17 – 20 mikron yang tersusun oleh RNA ribosom dan protein. Ribosom terdapat pada semua sel hidup dan terdapat bebas dalam sitoplasma atau melekat pada REK. Tiap ribosom terdiri atas dua sub unit yang saling behubungan dalam suatu ikatan yang distabilkan oleh ion magnesium. Ribosom berfungsi untuk sintesis protein, dimana pada waktu sintesis protein, ribosom mengelompok membentuk poliribosom (polisom).
i.        Peroksisom dan glioksisom
Peroksisom adalah kantong-kantong yang memiliki membran tunggal. Peroksisom berisi berbagai enzim dan yang paling khas adalah enzim katalase. Fungsi enzim tersebut adalah mengkatalisis perombakan hydrogen peroksida (H2O2). Senyawa tersebut merupakan produk metabolisme sel yang berpotensi membahayakan sel. Peroksisom juga berperan dalam perubahan lemak menjadi karbohidrat.
Glioksisom hanya terdapat pada sel tumbuhan mislnya pada lapisan aleuron biji padi-padian . aleuron merupakan bentuk dari protein atau kristal yang terdapat dlam vakuola. Glioksisom sering ditemukan pada jaringan penyimpan lemak dari biji yang berkecambah. Gioksisom berisi enzim pengubah lemak menjadi gula. Proses perubahan tersebut menghasilkan energi yang diperlukan dalam perkecambahan.
j.        Mitokondria
Mitokondria adalah organel sel penghasil energi sel. Mitokondria mempunyai dua lapisan membran, yaitu membran dalam dan membran luar. Membran luar memiliki permukaan halus, sedangkan membran dalam berlekuk-lekuk yang disebut kista.
 Mitokondria adalah struktur yang mampu bereproduksi sendiri. Pada pembelahan sel, semua kitokondria membelah diri, setenganhnya menuju ke sel anak yang satu dan setengahnya ke sela anak yang lain. Mitokondria mengandung enzim-enzim untuk fosforilasi oksidatif dan sistem transpor electron. Pada bagian membran dalam dihasilkan enzim pembuatn ATP dan protein yang diperlukan untuk pernafasan antar sel.
Membran dalam mitokondria terbagi menjadi dua ruang yaitu :
·         Ruang intermembran yaitu ruangan diantara membran luar dan membran dalam. Membran luar dapat dilalui oleh semua molekul kecil tetapi tidak dapat dilalui protein dan molekul besar.
·         Matriks mitokondria : merupakan ruangan yang diselubungi oleh membran dalam. Didalam matriks tersebut tahapan metabolisme terjadi, mengandung enzim untuk siklus Krebs dan oksidasi asam lemak, mengandung banyak butiran protein dan DNA, ribosom dan beberapa jenis RNA. Mitokondria dapat menyintesis protein sendiri karena memiliki DNA, RNA dan ribosom.
k.      Plastida
Plastida adalah organel sitoplasma yang tersebar pada sel tumbuhan dan terlihat jelas di bawah mikroskop sederhana. Plastida sangat bervariasi ukuran dan bentuknya, pada sel-sel tumbuhan berbunga biasanya berbentuk piringan kecil bikonveks. Meskipun macam-macam plastida dihubungkan dengan fungsi-fungsi fisiologis yang tetap, namun macam tersebut diklasifikan berdasarkan warnanya yaitu :
      • Leukoplast (tidak berwarna) : biasanya lazim terdapat dalam sel-sel yang tidak terkena cahaya matahari, misalnya pada jaringan yang terletak sangat dalam pada bagian tumbuhan baik di atas maupun di dalam tanah. Fungsinya adalah sebagai pusat sintesis dan penyimpanan makanan cadangan seperti pati.
      • Kloroplast yang mengandung klorofil yaitu suatu campuran pigmen yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Fungsinya adalah menangkap energi cahaya yang diperlukan untuk proses potosintesis.
      • Kromoplast yang mengandung pigmen-pigmen lain yang menentukan timbulnya warna merah, jingga dan kuning pada bagian-bagian tumbuhan. Fungsinya masih belum jelas, tetapi berhubungan dengan kemasakan buah dari mulai hijau sampai dengan berwarna merah berhubungan dengan penurunan dan peningkatan jumlah kromoplast.
l.        Vakuola sentral
Vakuola adalah rongga besar di bagian dalam sel yang berisi cairan vakuola yang merupakan suatu larutan cair berbagai bahan organik dan anorganik yang kebanyakan adalah cadangan makanan atau hasil sampingan metabolisme. Vakuola diselubungi oleh selaput vakuola yang disebut tonoplas. Umumnya vakuola tidak berwarna, namun dapat berwarna kebiru-biruan atau kemerah-merahan karena adanya pigmen terlarut yang termasuk bahan kimia kelompok antosianin. Pada tumbuhan muda berisi banyak vakuola berukuran kecil, akan tetapi dengan semakin matangnya usia sel maka terbentuk vakuola yang semakin membesar. Vakuola berisi bahan-bahan antara lain : asam organik, asam amino, glukosa, gas, garam-garam kristal, alkaloid (nikotin, kafein, kinin, tein, teobromin, solanin dan lain-lain)
Vakuola dijuluki sebagai “tangki” bahan simpanan atau eksresi. Kehadiran vakuola menjadikan sitoplasma terdorong ke pinggiran sel sehingga protoplas dekat dengan permukaan. Dengan demikian pertukaran bahan antara sebuah sel dengan sekelilingnya menjadi lebih efifisien. Vakuola sentral mempunyai fungsi rangka yang penting karena biasanya volume cairan yang dikandungnya cukup besar untuk menyebabkan dinding sel bagian luar akan meregang. Tekanan ke arah dalam pada cairan vakuola yang disebabkan oleh dinding sel yang meregang tadi menimbulkan ketegaran pada dinding sel, dan karena itu juga pada sel secara keseluruhan. Jika terjadi penghilangan cairan dalam vakuola lebih cepat dari pada penggantinya, tumbuhan akan mengalami kelayuan, daunnya berguguran dan batangnya merunduk. Kondisi ini akan pulih apabila vakuola segera kembali “mengembung” sebagai akibat penyerapan air oleh akar lebih cepat dari pada hilangnya air dari bagian-bagian lain tumbuhan itu.
2.4.  Perbedaannya Sel Hewan dengan Sel Tumbuhan
Sel tumbuhan mempunyai bebarapa karakteristik yang tidak ditemukan di sel hewan. Jika kita perhatikan, bebarap jenis hewan (invertebrata dan vertebrata) mampu melakukan pergerakan untuk berpindah dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Contohnya seekor harimau yang berlari cepat mengejar mangsanya. Hal ini karena struktur satuan penyusun jaringan tubuhnya tidak kaku dan lentur.
Tumbuhan sama sekali tidak dapat melakukan pergerakan karena sifatnya menetap dan kaku. Perbedaan inilah yang menegaskan bahwa komponen penyusun sel pada hewan berbeda dengan penyusun sel pada tumbuhan. Tumbuhan dapat mensintesis atau menghasilkan makanan sendiri, sedangkan hewan tidak mampu sama sekali.
Berikut beberapa perbedaan sel hewan dengan sel tumbuhan
·         Lisosom
Adalah organel sel membran yang hanya terdapat pada sel hewan. Lisosom berisi enzim hidrolitik (lipase dan protease) dan berfungsi saat proses pencernaan intraseluler.
·         Dinding sel
Hanya terdapat pada tumbuhan sehingga sel tumbuhan bersifat kokoh dan kaku (tidak lentur seperti sel hewan). Dinding sel ini banyak tersusun atas selulosa (suatu polisakarida yang terdiri dari polimer glukan atau polimer glukosa).
·         Sentriol
Adalah organel tak bermembran dan hanya ditemukan pada sel hewan. Sentriol berukuran kecil, jumlahnya hanya sepasang dan letaknya dekat dengan membran inti dalam posisi tegak lurus. Organel ini akan memisahkan diri satu sama lain dan membentuk glendong pembelahan pada saat berlangsungnya pembelahan sel.
·         Kloroplas
Adalah organel sel bermembran yang hanya terdapat pada sel tumbuhan. Kloroplas mengandung pigmen fotosintesis yang dapat melangsungkan proses fotosintesis. Oleh karena itulah, tumbuhan digolongkan sebagai produsen karena mampu memproduksi makanan sendiri.
·         Cincin kontraktil
Hanya terdapat pada sel hewan dan terbentuk saat pembelahan sel (pada tahap sitokinesis atau pembagian sitoplasma sel anak). Pembagian ini terjadi setelah pembagian kriokinesis (materi inti). Hal ini berbeda dengan tumbuhan, yaitu sesudah pembagian materi selesai, dinding sel baru terbentuk tanpa adanya cincin kontraktil.
Berikut untuk lebih jelasnya akan ditulis dalam tabel perbedaan sel hewan dengan sel tumbuhan.
Bagian-bagian sel
Sel tumbuhan
Sel hewan
Membran plasma
Ada
Ada
Dinding sel
Ada
Tidak ada
Nukleus
Ada
Ada
Sitoplasma
Ada
Ada
RE
Ada
Ada
Ribosom
Ada
Ada
Kompleks Golgi
Ada
Ada
Lisosm
Ada
Ada
Mitokondria
Ada
Ada
Kloroplas
Ada
Tidak ada
Vakuola
Ada
Tidak ada,kecuali hewan uniseluler
Sentriol
Tidak ada,kecuali tumbuhan tingkat rendah
Ada
Sentrosom
Tidak ada,kecuali tumbuhan tingkat rendah
Ada
Plastida
Ada
Tidak ada
Mikrofilamen
Ada
Ada
Tonoplas
Ada
Tidak Ada
Plasmodesmata
Ada
Tidak ada
BAB III

0 komentar: