Biometrika Hutan
“Badanmu adalah password-mu” itulah ungkapan yang sering melekat pada
istilah biometrika. Ungkapan tersebut tidak berlebihan karena memang
demikian adanya. Secara harfiah, biometrika atau biometrics berasal dari
kata bio dan metrics. Bio berarti sesuatu yang hidup, dan metrics
berarti mengukur. Biometrika berarti mengukur karakteristik pembeda
(distinguishing traits) pada badan atau perilaku seseorang yang
digunakan untuk melakukan pengenalan secara otomatis terhadap identitas
orang tersebut, dengan membandingkannya dengan karakteristik yang
sebelumnya telah disimpan pada suatu database. Pengertian pengenalan
secara otomatis pada definisi biometrika diatas adalah dengan
menggunakan teknologi (komputer). Pengenalan terhadap identitas
seseorang dapat dilakukan secara waktu nyata (realtime), tidak
membutuhkan waktu berjam-jam atau berhari-hari untuk proses pengenalan
itu.
Secara umum karakteristik pembeda tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu karakteristik fisiologis atau fisik (physiological/physical characteristic) dan karakteristik perilaku (behavioral characteristic). Biometrika berdasarkan karakteristik fisiologis/fisik menggunakan bagian-bagian fisik dari tubuh seseorang sebagai kode unik untuk pengenalan, seperti pengenalan wajah, DNA, sidik jari, iris, telapak tangan, retina, telinga, jejak panas pada wajah, geometri tangan, pembuluh tangan, gigi dan bau (komposisi kimia) dari keringat tubuh.
Sedangkan biometrika berdasarkan karakteristik perilaku menggunakan perilaku seseorang sebagai kode unik untuk melakukan pengenalan, seperti gaya berjalan, hentakan tombol, tanda tangan dan suara. Khusus untuk suara lebih tepat disebut sebagai karakteristik gabungan, karena suara dibentuk berdasarkan karakteristik fisik (bagian-bagian fisik tubuh manusia yang memproduksi suara) dan karakteristik perilaku (cara atau logat seseorang dalam berbicara).
Sistem pengenalan diri mempunyai tujuan yaitu untuk meningkatkan keamanan sistem, sehingga kemampuan sistem pengenalan diri dalam mengenali target secara tepat sangatlah penting. Contohnya sistem pengenalan pelaku kejahatan menggunakan pengenalan wajah. Berdasarkan wajah pelaku kejahatan, sistem secara otomatis akan mencari identitas pelaku pada basisdata kejahatan.
Penggunaan biometrika untuk sistem pengenalan memiliki beberapa keunggulan dibanding sistem tradisional (penggunaan password, PIN, kartu, dan kunci), diantaranya :
1.Non-repudiation
Suatu sistem yang menggunakan teknologi biometrika untuk melakukan suatu akses, penggunanya tidak akan dapat menyangkal bahwa bukan dia yang melakukan akses atau transaksi. Hal ini berbeda dengan penggunaan password atau PIN. Pengguna masih dapat menyangkal atas transaksi yang dilakukannya, karena PIN atau password bisa dipakai bersama-sama.
2.Keamanan (security)
Sistem berbasis password dapat diserang menggunakan metode atau algoritma brute force, sedangkan sistem biometrika tidak dapat diserang dengan cara ini karena sistem biometrika membutuhkan kehadiran pengguna secara langsung pada proses pengenalan.
3.Penyaringan (screening)
Proses penyaringan diperlukan untuk mengatasi seseorang yang menggunakan banyak identitas, seperti teroris yang dapat menggunakan lebih dari satu paspor untuk memasuki suatu negara. Sebelum menambahkan identitas seseorang ke sistem, perlu dipastikan terlebih dahulu bahwa identitas orang tersebut belum terdaftar sebelumnya. Untuk mengatasi masalah tersebut maka diperlukan proses penyaringan identitas yang mana sistem tradisional tidak dapat melakukannya. Biometrika mampu mneghasilkan atau menyaring beberapa informasi sidik jari atau wajah yang mirip dengan sidik jari atau wajah yang dicari.
Secara umum karakteristik pembeda tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu karakteristik fisiologis atau fisik (physiological/physical characteristic) dan karakteristik perilaku (behavioral characteristic). Biometrika berdasarkan karakteristik fisiologis/fisik menggunakan bagian-bagian fisik dari tubuh seseorang sebagai kode unik untuk pengenalan, seperti pengenalan wajah, DNA, sidik jari, iris, telapak tangan, retina, telinga, jejak panas pada wajah, geometri tangan, pembuluh tangan, gigi dan bau (komposisi kimia) dari keringat tubuh.
Sedangkan biometrika berdasarkan karakteristik perilaku menggunakan perilaku seseorang sebagai kode unik untuk melakukan pengenalan, seperti gaya berjalan, hentakan tombol, tanda tangan dan suara. Khusus untuk suara lebih tepat disebut sebagai karakteristik gabungan, karena suara dibentuk berdasarkan karakteristik fisik (bagian-bagian fisik tubuh manusia yang memproduksi suara) dan karakteristik perilaku (cara atau logat seseorang dalam berbicara).
Sistem pengenalan diri mempunyai tujuan yaitu untuk meningkatkan keamanan sistem, sehingga kemampuan sistem pengenalan diri dalam mengenali target secara tepat sangatlah penting. Contohnya sistem pengenalan pelaku kejahatan menggunakan pengenalan wajah. Berdasarkan wajah pelaku kejahatan, sistem secara otomatis akan mencari identitas pelaku pada basisdata kejahatan.
Penggunaan biometrika untuk sistem pengenalan memiliki beberapa keunggulan dibanding sistem tradisional (penggunaan password, PIN, kartu, dan kunci), diantaranya :
1.Non-repudiation
Suatu sistem yang menggunakan teknologi biometrika untuk melakukan suatu akses, penggunanya tidak akan dapat menyangkal bahwa bukan dia yang melakukan akses atau transaksi. Hal ini berbeda dengan penggunaan password atau PIN. Pengguna masih dapat menyangkal atas transaksi yang dilakukannya, karena PIN atau password bisa dipakai bersama-sama.
2.Keamanan (security)
Sistem berbasis password dapat diserang menggunakan metode atau algoritma brute force, sedangkan sistem biometrika tidak dapat diserang dengan cara ini karena sistem biometrika membutuhkan kehadiran pengguna secara langsung pada proses pengenalan.
3.Penyaringan (screening)
Proses penyaringan diperlukan untuk mengatasi seseorang yang menggunakan banyak identitas, seperti teroris yang dapat menggunakan lebih dari satu paspor untuk memasuki suatu negara. Sebelum menambahkan identitas seseorang ke sistem, perlu dipastikan terlebih dahulu bahwa identitas orang tersebut belum terdaftar sebelumnya. Untuk mengatasi masalah tersebut maka diperlukan proses penyaringan identitas yang mana sistem tradisional tidak dapat melakukannya. Biometrika mampu mneghasilkan atau menyaring beberapa informasi sidik jari atau wajah yang mirip dengan sidik jari atau wajah yang dicari.
CONTOH LAPORAN PRAKTIKUM
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pengukuran merupakan hal yang paling
penting dilakukan, karena dapat mengetahui atau menduga potensi suatu tegakan
ataupun suatu komunitas tertentu. Dalam memperoleh data pengukuran, jenis dan
cara penggunaan alat merupakan faktor penentu utama yang mempengaruhi
keotentikan data yang diperoleh. Semakin bagus alat yang dipergunakan maka
semakin baik pula hasil pengukuran yang akan didapat. Demikian pula halnya
dengan kemampuan pengamat dalam pengukuran, semakin baik dalam penggunaan suatu
alat maka semakin baik pula data yang dikumpulkan.
Bidang
dasar suatu pohon dapat diukur dengan cara mengukur diameter pohon tersebut.
Diameter dari suatu pohon selalu diukur berdasarkan diameter pangkal. Pada
pohon berdiri diameter yang diukur adalah diameter kulit terluar yang diukur
secara tatap dari dasar atau alas pohon. Dalam praktek pengukuran dbh,
ketinggian setinggi dada ternyata terdapat perbedaan diantara beberapa Negara :
1. Negara
dengan pengukuran sistem metrik, dbh = 1,30 m diatas permukaan tanah (dat)
2. USA
dan kanada, dbh = 4 ft 6 in = 1,37 m dat
3. Inggris
dan beberapa Negara persemakmuran (pengukuran sistem british), dbh = 4 ft 3 in = 1,29 m dat
4. Jepang, dbh = 4 ft 1,2 in = 1,25 m dat
Bidang dasar adalah penampang lintang dari suatu batang
pohon, biasanya diukur setinggi dada. Luas bidang dasar berasal dari diameter
pohon, dimana pengukurannya dapat menggunakan caliper,pita ukur, dan alat ukur,
dan alat ukur diameter lainnya.kedua alat tersebut dapat menghitung ukuraan
pohon dengan mengasumsikan bahwa bentuk dari penampang lintang batang adalah
bulat.
B.
Tujuan
Adapun
tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah segbagai berikut.
1.
Mahasiswa
mampu menggunakan alat pengukur diameter pohon.
2.
Mahasiswa
mengetahui diameter pohon yang diukur.
3.
Mahasiswa
mengetahui LBD pohon yang diukur dengan alat yang digunakan.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Luas bidang dasar tegakan juga
mempunyai arti penting dalam inventore tegakan yang menggunakan sampling titik.
Tetapi luas bidang dasar dalam cara sampling ini tidak dihitung seperti peada
perhitungan KBD, melainkan ditaksir langsung dengan menggunakan tongkat
Bitterlich atau alat-alat turunannya sepert prisma baji, reloskop dan
sebagainya. Perangkat pendugaan volume pohon (berupa model atau rumus maupun
tabel) adalah salah satu perangkat penting dalam perencanaan pengelolahan
hutan. Salah satu jenis data yang diperlukan dalam perencanaan pengelolahan
hutan ialah dengan potensi atau masa tegakan. Pengumpulan data masa tegakan
dilakukan melalui kegiatan inventarisasi yang selalu melibatkan pendugaan
volume pohon per pohon. Oleh sebab itu, dalam setiap kegiatan pengelolahan
hutan dituntut tersedianya perangkat pendugaan volume pohon (Simon, 2007).
Apabila digunakan diameter setinggi
dada, yang dimaksud dengan bidang dasar pohon adalah penampang lintang batang
pada 1,3m dari permukaan tanah. Karena pada umumnya bentuk batang pohon tidak
persis bulat seperti lingkaran, maka digunakan califer pengukuran diameter
dilakukan dua kali, yaitu dengan arah pengukuran yang bersudut 900
dari dua kali pengukuran tersebut kemudian dihitung rata-rata untuk memperoleh
ukuran diameter yang digunakan (Husch, 1987).
Dari luas bidang dasar pohon dapat
ditaksir dua peubah pohon yang
penting untuk inventore hutan, yaitu
kepadatan bidang dasar dan volume pohon
maupun tegakan. Bentuk penampakan
lintang pohon yang tidak persis sama
dengan lingkaran tidak dikoreksi
disini, melainkan dikoreksi dalam penaksiran
volume dengan memasukkan faktor
bentuk (Departemen Kehutanan 1992).
III.
METODELOGI PRAKTIKUM
A.
Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan
pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut.
1. Caliper
2. Bitterlich
3. Tally
sheet untuk mengukur data lapangan
4.
Kalkulator
dan alat tulis
B.
Cara Kerja
Adapun
cara kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah :
1.
Menentukan lokasi pengambilan data pengukuran
dengan jenis-jenis pohon masing-masing minimal 10 pohon
2.
Ukur diameter setinggi dada (dbh)
3.
Masukkan data dalam tally sheet dengan
berbentuk diameter masing-masing pengukuran menggunakan dua alat tersebut
4.
Hitung LDB dan kelilingnya
5.
Membuat laporan sementara dan laporan
hasil praktikum.
IV.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
A. Hasil DAN PEMBAHASAN
Adapun hasil yang
didapat dari praktikum pengukuran luas bidang dasar adalah sebagai berikut.
Tabel 1. Hasil
pengukuran menggunakan pita meter.
No
|
Nama Pohon
|
Nama Ilmiah
|
Keliling (cm)
|
Diameter (cm)
|
LBD (cm)
|
1
|
Ketapang
|
Terminalia catappa
|
81
|
25,80
|
522,53
|
2
|
Merbau
|
Intsia bijuga
|
78
|
24,84
|
484,37
|
3
|
Sonokeling1
|
Dalbergia latifolia
|
59
|
18,80
|
277,45
|
4
|
Sonokeling 2
|
Dalbergia latifolia
|
72
|
23,00
|
415,27
|
5
|
Bungur lilin
|
Lagerstromia speciosa
|
123
|
39,17
|
1204,42
|
6
|
Wareng
|
Gmelina elliptica
|
106
|
33,75
|
894,16
|
7
|
Bayur
|
Pterospermum javanicum
|
64
|
20,38
|
326,04
|
8
|
Melinjo
|
Gnetum gnemon
|
103
|
32,80
|
844,53
|
9
|
Mahoni 1
|
Sweitenia macrophyla
|
77
|
24,52
|
471,97
|
10
|
Mahoni 2
|
Sweitenia macrophyla
|
78
|
24,84
|
484,37
|
Tabel 2. Hasil
pengukuran menggunakan Bitterlich.
No
|
Nama Pohon
|
Nama Ilmiah
|
LBD (cm)
|
1
|
Merbau 1
|
Intsia bijuga
|
115
|
2
|
Ketapang
|
Terminalia catappa
|
76
|
3
|
Merbau 2
|
Intsia bijuga
|
105
|
4
|
Sonokeling 1
|
Dalbergia latifolia
|
40
|
5
|
Sonokeling 2
|
Dalbergia latifolia
|
55
|
6
|
Bungur lilin
|
Lagerstromia speciosa
|
90
|
7
|
Wareng
|
Gmelina elliptica
|
70
|
8
|
Mahoni 1
|
Sweitenia macrophyla
|
62
|
9
|
Mahoni 2
|
Sweitenia macrophyla
|
49
|
10
|
Bayur
|
Pterospermum javanicum
|
47
|
Tabel 3. Hasil
pengukuran menggunakan caliper.
No
|
Nama Pohon
|
Nama Ilmiah
|
Keliling (cm)
|
Diameter (cm)
|
LBD (cm)
|
1
|
Wareng
|
Gmelina elliptica
|
35,54
|
11,32
|
100,59
|
2
|
Afrika 1
|
Maesopsis eminii
|
27,25
|
8,68
|
59,14
|
3
|
Sonokeling
|
Dalbergia latifolia
|
28,69
|
9,14
|
65,58
|
4
|
Afrika 2
|
Maesopsis eminii
|
24,05
|
7,66
|
46,06
|
5
|
Bayur
|
Pterospermum javanicum
|
37,33
|
11,89
|
110,98
|
B. Pembahasan
Telah
dilakukan Praktikum pengamatan tentang pengukuran luas bidang dasar Luas bidang dasar tegakan juga mempunyai arti
penting dalam inventore tegakan yang menggunakan sampling titik. Tetapi luas
bidang dasar dalam cara sampling ini tidak dihitung seperti pada perhitungan
KBD, melainkan ditaksir langsung dengan menggunakan tongkat Bitterlich atau
alat-alat turunannya sepert prisma baji, reloskop dan sebagainya. Perangkat
pendugaan volume pohon (berupa model atau rumus maupun tabel) adalah salah satu
perangkat penting dalam perencanaan pengelolahan hutan. Pada Praktikum pengukuran luas bidang dasar pohon dengan
menggunakan alat Bitterlich, maka terlebih dahulu ditentukan arah pengukuran
dengan menggunakan alat kompas yaitu alat arah dilakukannya penelitian pada
titik-titik tertentu sepanjang garis tersebut, didaftar namanya dan kemudian
diukur satu persatu secara berurutan. Akan tetapi pada pohon-pohon yang tampak
memiliki diameter yang kecil tidak akan dilakukan pengukuran. Kemudian melalui
hasil luas bidang dasar pohon tersebut dapat diukur/ditaksir dua parameter yang
penting untuk inventarisasi hutan yaitu kepadatan bidang dasar tegakan, bentuk
bidang dasar tegakan serta serta volume pohon maupun tegakan. Bentuk penampang
lintang pohon yang tidak persis sama dengan lingkaran tidak dikoreksi di sini
melainkan dikoreksi dengan penaksiran volume dengan memasukkan faktor bentuk
yang akan diterangkan.
Pita meter merupakan alat ukur diameter pohon
yang dapat juga digunakan sebagai alat ukur jarak/panjang karena selalin
memiliki skala diameter dalam cm dan meter juga memiliki skala pengukur
jarak/panjang dalam cm, meter, dan inchi. Biasanya dalam satu gulung phi band
memiliki panjang 30 meter.
Vernier caliper sering juga disebut sigmat atau
jangka sorong adalah sebuah alat ukur yang dapat dipakai untuk mengukur
diameter luar, diameter dalam, ketebalan dan kedalaman celah. Vernier caliper
ini dapat mengukur dengan tingkat akurasi sampai dengan 0,05 mm (didapat dari
jumlah strip pada skala slider ada 20 strip, berarti 1 mm :20 adalah
0,05mm).
Dalam aplikasi pemakaian vernier caliper yang perlu diperhatikan selain dari pemakaian yang tepat, juga pada cara pembacaan skala yang ditunjukan oleh meter. Dalam vernier caliper terdapat dua skala yang saling terkait dan mendukung keakuratan data yang akan kita dapatkan.
Dalam aplikasi pemakaian vernier caliper yang perlu diperhatikan selain dari pemakaian yang tepat, juga pada cara pembacaan skala yang ditunjukan oleh meter. Dalam vernier caliper terdapat dua skala yang saling terkait dan mendukung keakuratan data yang akan kita dapatkan.
Dan kita
ketahui bahwa menggunakan alat Bifterlitch
memudahkan dalam mengukur LBD pohon, karena alat ini dapat langsung
mengetahui LBD suatu pohon. Sedangkan menggunakan alat ukur Caliper kita harus
mengunakan rumus setelah mendapatkan diameter pohon yaitu : LBD = π d , setelah
itu baru dapat diketahui LBD pohon tersebut. Lalu menggunakan pita meter juga
tidak langsung dapat diketehui LBD nya melainkan harus melalui rumus yaitu : d
=
Dari tabel yang telah
didapatkan hasil pengukuran Menggunakan Bitterlitch pengukuran luas bidang
dasar lebih besar hasilnya , dibandingkan dengan Caliper dan pita meter .
Sering pula terjadi kesalahan
saat mengukur menggunakan pita meter dikarenakan pohon yang terlalu besar
sehingga penggunaan pita meter harus 2 alat atau lebih .
Menggunakan Bitterlitch juga
memungkinkan terjadinya kesalahan baik dari pengamat aataupun dari alat,
dilihat dari pengamat kemungkinan terjadinya kesalahan saat mata pengamat yang
tidak fokus , sedangkan dilihat dari alat kemungkinan alat yang digunakan saat pengukuran
rusak . Pengukuran yang paling akurat adalah menggunaakan alat ukur Caliper
karena setiap perubahan ukuran sudah ada ketelitiannya .
V.
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Dalam praktikum ini menggunakan 3 jenis alat
ukur yaitu Bitterlitch, Caliper, Pita
ukur yang masing - masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.
2. Untuk mengetahui LBD suatu pohon terlebih
dahulu mengukur keliling dan diameter pohon.
3. Diameter pohon dapat kita ketahui dengan
mengukurnya menggunakan alat Caliper dan Pita ukur.
B. Saran
Pada praktikum kali ini alat yang digunakan
seperti caliper sangat minim sehingga pada saat praktikum sedikit memerlukan
waktu yang cukup lama karena harus menunggu giliran untuk menggunakannya secara
bergantian dengan kelompok lain. Harapannya kedepan alat praktikum ditambah
lagi untuk mempermudah jalannya praktikum agar praktikan dapat dengan fokus
melakukan praktikum.
LAMPIRAN
;nice
BalasHapus