PERTUMBUHAN POHON DAN KUALITAS KAYU

A.   Deskripsin umum
Setiap spesies memiliki persyaratan tempat tumbuh yang berbeda untuk dapat tumbuh dan berproduksi. Dalam pertumbuhan tanaman, sering terjadi keragaman dalam satu jenis pohon yang disebabkan oleh  perbedaan lingkungan (environmental variation). Keragaman tersebut dapat berupa keragaman geografis (provenans), dan keragaman lokal antar tempat tumbuh.
Faktor-faktor fisiografis merupakan keadaan yang secara tidak langsung mempengaruhi vegetasi hutan melalui efeknya terhadap faktor-faktor yang berpengaruh langsung. Faktor-faktor tersebut antara lain ketinggian tempat (altitude) kemiringan lereng (slope) dan arah mengahadap lereng (aspek). Ketinggian tempat sangat mempengaruhi iklim antara lain suhu udara dan kelembaban. Kemiringan lereng sangat mempengaruhi kualitas tempat tumbuh. Pengaruh arah lereng terhadap tempat tumbuh berkaitan dengan intensitas cahaya matahari yang diterima oleh tumbuhan. Pada umumnya arah lereng menghadap Utara dan Timur cenderung memberikan kualitas tempat tumbuh yang lebih baik dibanding lereng yang menghadap ke Selatan dan Barat.
Tanah adalah tempat pohon-pohon tumbuh mempertahankan diri dengan menggunakan perakarannya untuk berpijak dan mengambil air serta zat makanan dalam tanah. Penyusun tanah sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, seperti air tanah, unsur hara, bahan organik, organisme hidup dan udara dalam tanah.
Kesuburan tanah mempengaruhi keadaan tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di atasnya. Kesuburan tanah akan berpengaruh terhadap tipe vegetasi yang terbentuk serta berpengaruh terhadap keproduktifan hutan. Oleh karena itu, tanah merupakan salah satu faktor pembatas alam yang memengaruhi pertumbuhan semua spesies tumbuhan, struktur, dan komposisi vegetasi, sehingga akan berpengaruh terhadap tipe hutannya.
Sifat fisik tanah diyakini oleh para ahli lebih penting pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produktivitas tegakan hutan dibanding sifat kimia dan biologisnya. Ketebalan horizon A memiliki hubungan dengan ruang bagi pertumbuhan akar. Permeabilitas dapat digunakan sebagai petunjuk bagi besar kecilnya ruang tumbuh tanaman. Tekstur tanah akan mempengaruhi sifat tanah yang lain seperti struktur, porositas, kapasitas memegang air (water holding capacity), kerapatan lindak (bulk density), dan lain-lain.

B.   Deskripsi bahan
Pulai (Alstonia spp.) merupakan salah satu jenis tanaman yang mempunyai
nilai ekonomi tinggi. Jenis ini termasuk indigenous species dan cepat tumbuh (fast growing species), serta mempunyai sebaran hampir di seluruh wilayah Indonesia (Soerianegara dan Lemmens, 1994). Pulai sangat prospektif untuk dikembangkan dalam pembangunan hutan tanaman karena kegunaan kayu pulai cukup banyak dan saat ini permintaannya cukup tinggi. Kegunaan kayu pulai antara lain untuk pembuatan peti, korek api, hak sepatu, kerajinan seperti wayang golek dan topeng, cetakan beton, pensil slate, dan pulp (Samingan, 1980 dan Martawijaya et al., 1981). Beberapa industri yang menggunakan bahan baku kayu pulai adalah industri pensil slate di Sumatera Selatan, industri kerajinan topeng di Yogyakarta, dan industri kerajinan ukiran di Bali.
Sampai saat ini di Indonesia pulai belum banyak ditanam dalam skala luas. Di
luar Jawa, masyarakat pada umumnya belum melakukan budidaya pulai karena pohon ini masih mudah diperoleh di hutan belukar (Wawo, 1996 dalam Pratiwi, 2000). Namun demikian, di Lubuk Linggau, Sumatera Selatan hingga 2003 telah dikembangkan hutan rakyat pulai seluas + 6.100 ha yang dibangun oleh PT. Xylo Indah Pratama (XIP) untuk mensuplai kebutuhan bahan baku pensil slate. Pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan genetik. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman pulai memiliki pertumbuhan yang sangat unik. Sangat sedikit sekali literatur yang membahas pola pertumbuhan dan perkembangan pulai, oleh karena itu, studi mengenai pola pertumbuhan dan perkembangan pulai di PT. XIP sangat diperlukan sebagai bahan evaluasi pola pertumbuhan yang nantinya dapat digunakan sebagai acuan untuk pengelolaan hutan tanaman pulai di masa mendatang.
Tectona grandis Linn. Merupakan alah satu contoh species dari family Verbenaceae, yang banyak tersebar di daerah hutan yang berisi pohon-pohon berkayu. Maka tidaklah heran banyak terdengar mengenai hutan jati.
Pada batang muda, kebanyakan berbentuk segi empat atau pun segi bersudut banyak. Pada Tectona grandis  terdapat lapisan epidermis yang selanjutnya berkembang menjadi hypodermis yang merupakan penebalan epidermis oleh sel gabus. Pada lapisan korteks, kebanyakan tersusun atas sel-sel kolenkim dan juga termasuk sel batu di dalamnya.sel-sel tersebut berfungsi sebagai sel-sel penyokong dari pertumbuhan batang. Lapisan selanjutnya yang terdapat pada batang adalah lapisan endodermis, dengan terdapat pita Casparian.
Perisikel pada umumnya tersusun dari sel-sel skerenkim. Selanjutnya mengenai jaringan pengangkut, terdiri dari xylem dan phloem. Dimana pada batang pohon jati xylem berkembang, atau membelah kea rah dalam dan ke arah luar, sehingga membentuk seperti suatu lingkaran yang dikenal sebagai lingkaran tahun. Dari pembelahan sel xylem tersebut, dapat ditentukan umur tahun, karena pembelahannya itu tergantung dari musim yang dialami.

 

2 komentar:

  1. Pak sangat penting dalam menjaga stabilitas hutan dan gunung Padang menginspirasi karya rehabilitasi, reboisasi lahan yang luas dalam iklan tersebut.

    BalasHapus
  2. Pak sangat penting dalam menjaga stabilitas hutan dan gunung Padang menginspirasi karya rehabilitasi, reboisasi lahan yang luas dalam iklan tersebut.

    BalasHapus