Konsep Dasar Keperawatan II
Pendahuluan
•
Sex mrpk hal
yang dianggap tabu untuk diperbincangkan.
•
Pemahaman mengenai
seksualitas akan membantu perawat dalam mengenali nilai & bias seksual
serta memperluas pemahaman tentang batas normal perilaku seksual shg mampu
memberikan perawatan secara lebih efektif.
Konsep Seksualitas
•
Memiliki
banyak aspek kehidupan, diekspresikan melalui beragam perilaku.
•
Meluas
sampai berhubungan dengan orang lain.
•
Keintiman
dan kebersamaan fisik merupakan kebutuhan sosial dan biologis sepanjang
kehidupan.
Kesehatan Seksual
Pengintegrasian aspek somatik ,
emosional, intelektual, dan sosial dari kehidupan seksual dengan cara yang
positif memperkaya dan meningkatkan kepribadian, komunikasi, dan cinta
(WHO,1975)
Sex dan seksualitas merupakan hal
yang berbeda..
•
Kebanyakan
orang memahami sexualitas sebatas istilah sex.
•
Menurut
Zawid (1994) :
Sex sering digunakan dalam 2 hal
yakni :
a) Aktivitas sexual genital
b) Sebagai label jender (jenis kelamin)
Seksualitas
•
Diekspresikan
melalui interaksi dan hubungan dengan individu dari jenis kelamin yang beda /
sama dan mencangkup pikiran, pengalaman, pelajaran, ideal, nilai, fantasi dan
emosi.
•
Seksualitas
berhubungan dgn bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka
mengkomunikasikan perasaan tersebut kpd orang lain
DIMENSI SEKSUALITAS
1. Dimensi Sosiokultural
2. Dimensi Agama dan Etik
3. Dimensi Biologis
4. Dimensi Psikologis
Dimensi Sosiokultural
•
Dipengaruhi
oleh norma dan peraturan kultural yang menentukan apakah perilaku yang diterima
didalam kultur
•
Seorang
individu dipengaruhi oleh jaringan sosial mereka dan cenderung untuk melakukan
apa yang digariskan oleh lingkungan sosial mereka
•
Kehidupan
sosial melekat erat dalam kehidupan sosial yang memberikan kesempatan dan
batasan.
Contoh :
•
Perilaku
yang diperbolehkan slm pacaran, hal-hal yang dianggap merangsang,tipe aktivitas
seksual, sanksi &larangan dlm perilaku seksual, atau menemukan orang yang
boleh atau tidak boleh dinikahi.
•
Tradisi
seksual kultural adl sirkumsisi. Di AS masih merupakan kontroversial, akan
tetapi 80% neonatus di AS disirkumsisi, karena alasab higienis, atau simbol
keagamaan &identitas etnik tertentu.
Kesimpulan
•
Setiap
masyarakat memainkan peran yang sangat kuat dalam membentuk nilai & sikap
seksual, juga dalam membentuk atau menghambat perkembangan &ekspresi
seksual anggotanya.
2. Dimensi agama dan etik
•
Jika
kepuasan seksual melewati batas kode etik individu,maka akan menimbulkan
konflik internal, seperti perasaan bersalah,berdosa dll.
•
Meskipun
agama memegang peranan penting, keputusan seksual akhirnya diserahkan pada
individu,shg sering terjadi pelanggaran etik atau agama.
•
Michael et
al (1994) membagi responden menjadi 3 yakni :
1. Tradisional
2. Relasional
3. Rekreasional
3. Dimensi Biologis
•
Merupakan
dimensi yang berkaitan dengan anatomi dan fungsional organ reproduksi termasuk
bagaimana menjaga kesehatan dan memfungsikan secara optimal.
•
Misal :
kesehatan reproduksi pria & wanita berbeda, membutuhkan perawatan yang
berbeda pula baik interna maupun eksternal.
3. Dimensi Psikologis
•
Seksualitas
mengandung sesuatu yang dipelajari.
•
Orangtua
mempunyai pengaruh signifikan pertama pada anak-anaknya.
Identitas Seksual
1. Identitas Biologis : perbedaan
antara pria dan wanita ditentukan pada masa konsepsi.
2. Identitas Gender : Rasa menjadi
feminin atau maskulin.
3. Peran Gender : cara dimana seseorang
bertindak sebagai pria atau wanita.
Identitas gender
•
Jender adalah
ciri yang melekat pada lelaki maupun pada perempuan scr kultural maupun sosial
•
Identitas
gender mrpk rasa mjd feminin atau maskulin.
Peran Gender
•
Peran gender
merupakan seseorang bertindak sbg wanita atau pria.
•
Dipengaruhi
oleh :
ü Faktor lingkungan
ü Hormon seks
ü Faktor kultural.
ORIENTASI SEKSUAL
Orientasi Seksual
•
Orientasi
seksual adalah ketertarikan emosional,somatik,seksual atau rasa sayang yang
bertahan lama thd orang lain.
Homoseksual
Heteroseksual
•
Homoseksual : orang yang memiliki ketertarikan
emosional,romantik,seksual atau rasa sayang pd sejenis.
•
Biseksual : merasa nyaman bila melakukan
hubungan seksual dg kedua jenis kelamin.
Variasi dalam ekspresi seksual
•
Transeksual
adl orang yg identitas seksual /gendernya berlawanan dg sex biologisnya.
•
Transvetit
adl seorang heteroseksual scr periodik berpakaian spt wanita u/ pemuasan
psikologis dan seksual.
Sistem Nilai Seksual
•
Semua orang
mempunyai sistem nilai seksual.
•
Perhatian
utama pada klien : apakah perilaku, sikap, perasaan, dan sikap seksual spesifik
adalah normal?
•
Klien
mungkin khawatir tentang efek intervensi keperawatan terhadap kemampuan
perawatan diri dan aktivitas seksual mereka.
•
Ketika
orientasi atau nilai seksual perawat berbeda dg klien mk sesuatu yang aneh /
salah menurut perawat. Ini merupakan bias seksual.
•
Hal yang
bisa dilakukan :
ü Promosi tentang edukasi seksual
ü Pemeriksaan nilai dan keyakinan
seksual dg jujur.
ü Pemberian informasi mengenai efek
penyakit pd seksualitas scr jujur & akurat.
PERILAKU SEKSUAL
•
Adl perilaku
yang muncul krn adanya dorongan seksual atau kegiatan mendapatkan kesenangan
organ seksual melalui berbagai perilaku.
•
Perilaku
seksual yg dianggap sehat adl heteroseksual,vaginal, dan dilakukan suka sama
suka.
•
Perilaku
seksual sering disederhanakan : hubungan seksual berupa penetrasi &
ejakulasi
Menurut Wahyudi (2000),perilaku
seksual secara rinci dapat berupa :
•
Berfantasi
•
Pegangan
tangan
•
Cium kering
•
Cium basah
•
Meraba
•
Berpelukan
•
Masturbasi
(wanita) & onani (laki-laki)
•
Oral seks
•
Petting
•
Intercourse
(bersenggama)
Perkembangan seksual (Freud)
1. Oral Stage (0-1 tahun)
2. Anal Stage (1-3 tahun)
3. Phalic or Oediphal stage (3-6 tahun)
4. Latency Stage (6-11 tahun)
5. Puberty (genital stage)
6. Adolescence
PERKEMBANGAN SEKSUAL (Fundamental
Nursing)
1. Masa Bayi
2. Masa Usia bermain dan Pra sekolah
3. Masa Usia sekolah
4. Pubertas dan Masa Remaja
5. Masa Dewasa
6. Masa Dewasa Tua (lansia)
1. Masa Bayi
•
Bayi
dilahirkan dengan kapasitas untuk kesenangan dan respons seksual.
•
Genetalia
bayi sensitif terhadap sentuhan sejak lahir.
•
Respons
orangtua : membentuk arah dari perkembangan seksual, edukasi dan kenyamanan
2. Masa usia Bermain dan Prasekolah
•
Anak usia
1-5 th menguatkan rasa identitas jender dan mulai membedakan perilaku sesuai
jender yang didefinisikan secara sosial.
•
Mulai
menirukan tindakan orangtua yang berjenis kelamin sama.
•
Eksplorasi
tubuh terus berlanjut dalam kelompok usia ini.
3. Masa Usia Sekolah
•
Bagi anak
usia 6-10 th, edukasi dan penekanan tentang seksualitas datang dari orang
tua dan gurunya.
•
Anak mulai
punya keinginan dan kebutuhan privasi
•
Anak juga
harus diberi penjelasan potensial terjadi penganiayaan seksual
4. Masa Pubertas dan Remaja
•
Adanya
pertumbuhan tanda-tanda kelamin sekunder.
•
Perubahan
emosi selama pubertas dan masa remaja sangat dramatis.
•
Informasi
yang akurat tentang perubahan tubuh, hubungan dan aktivitas seksual, PMS dan
kehamilan.
5. Masa Dewasa
•
Telah
mencapai maturasi tetapi terus mengeksplorasi untuk kematangan emosional dalam
hubungan.
•
Mengembangkan
hubungan yang intim
•
Pada Akhir
dewasa individu menyesuaikan dengan perubahan sosial yang terjadi
6. Masa Dewasa Tua (lansia)
•
Seksualitas
beralih pada penekanan pada prokreasi menjadi penekanan pada pertemanan,
kedekatan fisik, komunikasi, intim, dan hubungan fisik mencari kesenangan.
•
Terjadinya
perubahan fisik yang terjadi pada proses penuaan harus dijelaskan pada klien
lansia.
Respon Seksualitas
Siklus Respon Seksual
•
Fase
Excitement
•
Fase Plateu
•
Fase
Orgasmus
•
Fase
Resolusi
1.EXICETEMENT :peningkatan bertahap
dalam rangsangan seksual
Wanita
•
Lubrikasi
vaginal :dinding vaginal berkeringat.
•
Ekspansi 2/3
bagian dalam lorong vagina.
•
Peningkatan
sensitifitas & pembesaran klitoris serta labia.
•
Ereksi
putting dan peningkatan ukuran payudara.
Pria
•
Ereksi penis
•
Penebalan
dan elevasi skrotum
•
Elevasi dan
pembesaran moderat testis
•
Ereksi
putting.
2. PLATEU : penguatan respons fase
exicetement
Wanita
•
Retraksi
klitoris
•
Pembentukan
p’atform orgasmus:pembengkakan 1/3 luar vagina dan labia minora.
•
Perubahan
warna kulit yg tampak hidup
•
Peningkatan
tengan otot pernafasan
•
Peningkatan
frekuensi denyut jantung,TD, RR
Pria
•
Peningkatan
ukuran glans penis
•
Peningkatan
intensitas warna glans
•
Elevasi
& peningkatan 50% ukuran testis
•
Peningkatan
tegangan otot dan pernafasan.
•
Peningkatan
frekuensi denyut jantung,TD, RR
3.Orgasme : penyaluran kumpulan
darah & tegangan otot
Wanita
•
Kontraksi
involunter platform,orgasme, uterus,rektal,dan spinter uretral, dan kel otot
lain
•
Hiperventilasi
dan peningkatan frekeunsi jantung.
•
Memuncaknya
frekuensi jantung, TD, RR
Pria
•
Penutupan
spinter urinarius interna
•
Sensasi
ejakulasi yg tidak tertahankan
•
Kontraksi
duktus deferens vesikek seminalis proksimal dan duktus ejakulatoris.
•
Memuncaknya
frekuensi denyut jantung,TD, RR
•
ejakulasi
4.Resolusi :fisiologis dan
psikologis kembali kedlm keadaan tidak terangsang
wanita
•
Relaksasi
bertahap dinding vagina
•
Perubahan
warna yang cepat pada labia minora
•
Berkeringat
•
Secara
bertahap frekeunsi jantung, TD, RR kembali normal.
•
Wanita mampu
mengalami kembali orgasme.
Pria
•
Kehilangan
ereksi penis
•
Periode
refraktori ketika dilanjutkan stimulasi menjadi tidak enak
•
Reaksi
berkeringat
•
Penurunan
testis.
•
Secara
bertahap frekeunsi jantung, TD, RR kembali normal.
SEKSUALITAS DAN PROSES KEPERAWATAN
Perawat diharapkan mampu untuk :
•
Membangun
dasar pengetahuan dan pemahaman yang wajar tentang dimensi seksualitas sehat
dan area palin umum dari perubahan dan disfungsi seksual
•
Mengkaji
tingkat kenyamanan dan keterbatasan mereka sendiri dalam mendiskusikan
seksualitas.
•
Perawat
dapat belajar untuk mengenali masalah yang berada diluar jangkauan mereka dan
melakukan rujukan untuk klien guna mendapatkan bantuan.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi
Seksualitas
•
Faktor Fisik
•
Faktor
Hubungan
•
Faktor Gaya
Hidup
•
Faktor Harga
Diri
1. Faktor Fisik
q Klien dapat mengalami penurunan
keinginan seksual karena alasan fisik.
q Kondisi fisik dapat berupa penyakit
ringan/ berat.
q Citra tubuh yang buruk.
2. Faktor Hubungan
q Masalah dlm berhubungan dpt
mempengaruhi hub seseorang untuk melakukan aktivitas seksual
q Tergantung dari bagaimana mereka
berkompromi dan bernegosiasi mengegosiasi mengenai perilaku seksual yang dapat
diterima.
3. Faktor Gaya Hidup
q Meliputi penyalahgunaan alhokol dlm
aktivitas seks,ketersediaan wktu,penentuan yang tepat utk aktivitas seks.
q Penggunaan alkohol akan memberikan
eforia palsu
4. Faktor Harga Diri
q Jika harga diri seksual tidak
dipelihara dengan mengembangkan perasaan yg kuat ttg seksual diri dan dgn
mempelajari keterampilan seksual, aktivitas seksual mungkin memberikan perasaan
negatif atau tekanan perasaan seksual.
q Harga diri seksual dpt ternggangu
oleh : perkosaan,penganiayaan fisik/emosi,dll
0 komentar: